@ Natal Pertama
Saat kita mendapatkan hal baru , harapkanlah sebuah perubahan. Berharaplah sesuatu yang baru. Dan ingatlah Tuhan selalu menyertakan pelajaran di setiap kesempatan yang kita punya.
Suasana hari Minggu kali ini terasa berbeda, bukan hanya karena liburnya sekolah tetapi hari ini adalah Hari Natal. Hari yang ditunggu-tunggu oleh semua umat Christiani. Pemandangan yang selalu ditunggu-tunggu apalagi oleh sebagian anak kecil, mall yang dipenuhi oleh pohon natal , stage stage yang berhiaskan gemerlap lampu yang berwarna-warni , lantunan “ merry christmasts “ dan tak ketinggalan bermacam-macam hadiah yang isinya selalu membuat penasaran.
Seorang lelaki jangkung berkulit sawo matang , aura manis terpancar dari wajahnya yang berlesung pipit saat ia tersenyum kepada seorang anak kecil di sebelahnya. Tak terlihat sedikitpun rasa kesal dari wajahnya saat anak kecil yang menggelayut di tanganya meronta untuk berjalan sendiri.
“ Kak Langga oscal mau kecana ! ,” ucap anak kecil itu sambil berusaha meronta meminta agar dilepaskan”
“ Oscar gak boleh kesana sendiri , nanti kalo Oscar ilang gimana ? kakak bisa dimarahin bunda dong ,” ucap lelaki yang bernama Rangga itu.
“ Tapi Oscal mau mainan kakak , Ayo kesana ,” ucap bocah kecil itu pada Rangga dan berusaha menarik Rangga kearah toko mainan yang ia maksud”
“ Iyadeh , nanti kakak temenin. Tapi sekarang kita harus dateng ke acara ini dulu ya , disana juga banyak hadiahnya. Nanti Oscal pasti seneng de ,” ucap Rangga sedikit membungkuk berusaha menyetarakan tingginya dengan Oscar.
Alhasil Oscar-pun menurut dan mengikuti kemauan Rangga. Dua insan itu bergerak menaiki escalator demi escalator yang terdapat di setiap lantai yang ada di mall itu. Tak butuh waktu yang lama , merekapun sampai di tempat tujuan mereka yaitu di sebuah acara pembukaan Natal. Rangga menuntun Oscar duduk di tempat yang disediakan. Selama acara berlangsung Oscar hanya diam , tak terlihat tanda-tanda bosan di wajahnya.
“ Oscar , kakak mau ke toilet dulu. Kamu duduk sini jangan kemana-mana !” pinta Rangga menyentuh kedua pundak Oscar dan berlalu dari tempatnya.
Oscarpun hanya menyunggingkan senyum manisnya saat melihat kakaknya sudah menghilang di balik lift. Oscarpun turun dari kursinya dan berlari mencari toko mainan yang ia lihat tadi. Untuk sampai ke toko tadi Oscar harus menuruni beberapa escalator. Oscarpun hanya bisa berdiri di ujung escalator , ia berniat menginjakkan kakinya untuk menuruni tangga yang berjalan itu namun ia diselimuti rasa takut. Sampai saatnya Oacar memberanikan diri namun sebuah tangan ramping menahan pundaknya.
“ Adek mau kemana ? Orangtua kamu mana ?,” ucap seorang perempuan cantik , ekspresinya sedikit khawatir.
“ Oscal pelginya cama kakak , Oscal mau ke toko mainan “ Ucap Oscar dengan gayanya yang cadel.
“ Terus kakaknya kemana ? Yaudah deh sini kakak anterin ,” ucap perempuan itu lagi lalu menggandeng tangan Oscar menuruni escalator.
“ Kakak aku ilang , ayo ka kayo cepetan “ ucap Oscar menarik tangan kakak yang menolongnya tadi ke dalam toko mainan.”
-----
Setelah hampir 1 jam berkutat di dalam toko mainan, Oscar dan kakak tadi keluar membawa dua buah tas yang berisi mainan. Bersamaan dengan itu Rangga dengan seorang yang sudah pasti satpam kemananan bergerak ke arah Oscar.
“ Nah ini pak adik saya “ ucap Rangga.
“ Yasudah lain kali dijaga bener-bener mas !” ucap Pak satpam segera berlalu.
“ Kak Langga Oscal dapet banyayak mainan loh ,” Ucap Oscar membuat perempuan bernama Olivia itu gemas mendengarnya”
“ Ya ampun Oscar kamu dapet darimana semua mainan ini ,” Ucap Rangga histeris.
“ Dali Kak Oliv kak , ayo kita pulang ,” Ucap Oscar mulai rewel.
“ Maakasih , maaf ngrepotin. Adek gue emang bandel ! Ucap Rangga.
“ Gue Rangga , ini adek gue Oscar !” ucap Rangga datar.
“ Gue Olivia , lo bisa panggil gue Oliv ,” ucap Oliv mengulurkan tangannya namun tak disambut dengan baik oleh Rangga.
“ Lo bisa tahan tu KTP gue , sebagai jaminan buat mainan yang adek gue minta ,” ucap Rangga menyerahkan sebuah benda berwarna biru ( terlihat seperti kartu pelajar ). Oliv pun menatap KTP itu sementara Rangga dAn Oscar pun telah beralalu dari hadapannya.
----
Olivia Hanindya Naoki Smith , seorang gadis remaja yang berkebangsaan blasteran. Ibunya berkebangsaan Indonesia-jepang , sedangkan ayahnya asli swiss. Membuat gadis yang akrab dipanggil Oliv ini memiliki paras yang cukup membuat hati setiap lelaki tertarik olehnya. Namun Oliv selalu menanggapinya dengan senyuman ketika pujian demi pujian terlontar dari mulut-mulut mereka. Baginya semuanya sama saja. Cinta ? apa yang dia tahu ? jangankan menyelam ke dunianya , menyandang status berpacaran saja ia belum pernah. Beralih dari hal itu , Tahun ini adalah tahun yang benar-benar berbeda baginya.
Natal pertamanya di Indonesia membawa sedikit perbedaan , namun tak mengurangi rasa syukur dan semangatnya untuk menyambut hari yang penuh kasih itu. Lalu hari ini adalah hari kepulangannya ke Indonesia , saat sebelumnya ia bersekolah dan menetap di Swiss bersama ayahnya. Namun ia memutuskan untuk menimba ilmu di Indonesia karena konflik yang sedang di alami keluarganya.
Oliv mengenakan seragam sekolahnya yang berlabelkan Swits Senior High School di lengan kirinya. Hari ini Oliv memang masih mengenakan seragam SMA-nya yang lama karena hari ini ia baru akan mendaftar ke sekolah barunya. Hari ini memang hari libur natal namun Oliv sudah membuat janji sebelumnya dengan kepala sekolah di sekolah barunya itu. Oliv-pun bergegas menuju lantai dasar rumahnya , menggigit sebuah roti isi dan menghambur keluar rumah. Bunda Oliv pun sudah memburu oliv dengan bunyi klakson yang tak henti-hentinya.
----
Oliv dan bundanya sampai di depan gerbang sekolah barunya. Olivpun menyelipkan wajah cantiknya keluar jendela mobilnya dan sedikit menyipitkan matanya berusaha membaca tulisan yang tetera di atas gerbang itu. “ St Louis Junior High School “ terakreditasi A. Olivpun terdiam sejenak dan berusaha mengingat sesuatu. Nama sekolah itu sama sekali tak asing baginya . Tapi dimana “ batin Olivia. Oliviapun berjalan berdampingan dengan bundanya. Dia masih berkutat dengan fikirannya sendiri , namun tak lama kemudian semua lamunannya terbuyar karena ia sudah berada di ruang kepala sekolah. Setelah beberapa jam ia-pun selesai mengurus segala keperluan yang harus ia penuhi. Hari itupun ia sudah resmi menjadi salah satu siswi St Louis Junior High School. Olivpun beranjak meninggalkan bundanya untuk berbincang-bincang dengan ibu kepala sekolah.

El Rangga Stevano Anggarera . Siswa kelas XI IPA 2 , sapa yang gak kenal sama cowok manis satu ini ? Kapten basket dan wakil Ketua Osis di sekolah kita guys. Mengingat beberapa waktu lalu Rangga selaku kapten basket beserta teman-temannya mampu membuat sekolah kita menjadi juara 1 basket tingkat kota. Bangga gak ? Bangga dong. Karna itu the most wanted bulan ini jatuh pada Rangga ! Congrats .
Olivia menggumam dan mengobrak-abrik isi tasnya dan tak lama benda berwarna biru yang nampak sebagai kartu pelajar sudah berada di tangannya. Hmm jadi lo sekolah disini ,” gumam Oliv pada dirinya sendiri. Iapun tersenyum dan mengembalikan kartu pelajar itu ke dalam tasnya dan beranjak dari tempat itu.
----
Malam ini bunda mengundang teman-temannya dan tetangga untuk datang ke rumah mengadakan pertemuan untuk melantunkan doa pujian bersama menyambut hari-hari natal. Olivia tampak sangat cantik dengan gaun merah dan topi santa claus yang bertengger di atas kepalanya. Olivia berdiri di ambang pintu untuk menyambut setiap tamu yang datang. Senyumnya yang manis selalu ia kembangkan pada setiap tamu yang datang. Sambutan yang baik dan ramah selalu ia suguhkan. Sejurus kemudian Olivia dikejutkan oleh seorang bocah kecil yang menarik narik gaunnya. Sungguh terkejutnya saat Olivia menoleh ke arah bocah itu.
“ Oscar , sama siapa ?” ucap Oliv tersenyum seraya mengusap pipi lucu Oscar.
“ Ada bunda sama kak Langga ,” ucap Oscar disertai senyumnya yang menggemaskan.
“ Jeng Lina mari masuk ,” ucap Bunda Oliv kepada bunda Oscar.
“ Iya Jeng Naoki. Putrimu mana Jeng yang katanya baru datang dari Swiss itu?,” Tanya bunda Lina.
“ Ini Jeng putri saya , kalo anakmu yang mana Jeng ?”jawab dan tanya Bunda Oliv sambil menyentuh pundak Oliv”
“ Cantiknya , Oscar masih TK dan anak saya yang sulung saya kelas 2 SMA ,”jelas Bunda Lina diiringi senyuman Oliv atas pujian yang ia dapatkan.
Nampak lelaki bertubuh jangkung itu mendekat ke arah teras rumah Oliv. Tampak semakin mempesona dengan blus putih yang ia kenakan.
“ Nah ini Rangga , anak sulung saya ,” ucap Bunda Lina yang tak lama kemudian Rangga mulai memperkenalkan dirinya. Olivpun beralih dari tempat ia berdiri , membiarkan acara mengobrol para Bunda menjadi lebih lama.
----
2 Minggu yang menyenangkan telah berlalu. Menyenangkan karena Oliv datang di saat libur semester. Namun hal yang lebih menyenangkan sesungguhnya , baru akan ia rasakan sebentar lagi. Hari ini adalah hari yang ia nanti , dimana ia menjadi sisswi baru. Apalagi ia tahu akan satu sekolah dengan Rangga.
Kaki ramping itu berjalan dihiasi dengan sedikit lompatan kecil dan bibir mungil itu mulai mendendangkan lagu-lagu riang yang mewakili suasana hatinya yang cerah pagi itu. Oliv bergegas menuju ruang kelasnya yang berada di lantai 3 , lagu riangnya terhenti begitupun lompatan kecilnya yang ia ganti dengan langkah-langkah besar yang beberapa saat bertambah cepat. Olivpun berlari sambil melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. 2menit waktu yang tersisa untuk sampai di kelasnya yang tinggal satu lantai lagi. Ia pun menambah kecepatannya dan tak sia-sia iapun berhasil sampai tepat waktu.
Ia mengusap peluh yang menghiasi dahinya dan duduk manis di bangku kosong yang tersisa di kelas itu. Bukan barisan paling belakang hanya saja berada di barisan kedua dari belakang. Ingin rasanya ia pindah ke bangku yang ada di belakangnya , namun ia urungkan niatnya saat ia tahu siapa pemilik bangku itu.
Pelajaran pertama adalah Matematika , pelajaran yang paling ia suka. Dan selalu membawa keberuntungan fikirnya. Oliv mendapatkan kelompok yang didallammnya juga beranggotakann Rangga. Kesan pertama yang Oliv dapat , Rangga itu cuek.
----
@ Natal Kedua
Saat semuanya dijalani dengan kecerian dan penuh sukacita , kitapun takkan menyadari seberapa cepatnya waktu telah berjalan. Saat kita mengingat kesan pertamapun kita akan berfikir bahwa itu hanya keputusan sesaat karena sebelumnya kita benar-benar belum mengenal orang itu. Tetaplah belajar memahami orang yang kita sayangi ..
Seorang wanita paruh baya , berjalan mendekati gadis yang duduk termenung di sebelah meja belajarnya. Diusapnya lembut sosok rapuh itu.
“ Maafkan Bunda ya Olivia ,” Ucap wanita paruh baya itu parau. Namun tak ada sedikitpun respon dari gadis itu. Hanya tatapan kosong yang ia pertontonkan.
“ Bunda sudah berusaha semampu bunda sayang , Maafkan Bunda ,” Ucap wanita paruh baya itu kembali seraya mendekap tubuh rapuh Olivia dan beranjak pergi meninggalkan anak semata wayangnya.
Olivia semakin mempererat cengkramannya pada kedua lututnya seolah menahan rasa sesak yang memburu dadanya. Ia selalu berusaha dan belajar memahami orang-orang yang ia sayangi tapi kenapa balasan seperti ini yang ia dapatkan. Haruskah perceraian kedua orang tuanya menjadi kado natal kali ini ? Olivia pun hanya berusaha berfikir dewasa, ia tahu Tuhan takkan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan umatnya. Ia beranjak dari tempatnya , ia berjalan gontai menuju garasi rumah. Menuntun sebuah sepeda di tengah dinginnya malam natal. Entah apa yang harus ia lakukan , tapi ia tahu kemana ia akan pergi.
--
@ Gereja Pantekosta
Olivia membiarkan sepedanya tergeletak di sebelah sebuah mobil putih yang terparkir di depan gerbang. Ia melangkahkan kakinya perlahan ke dalam gereja tua itu. Olivia berlutut lemas di depan patung Bunda Maria. Ia tertunduk , menumpahkan semua kesedihannya. Nampak jelas oleh airmatanya yang mulai menghiasi wajah cantiknya. Sebenarnya Olivia tak benar-benar sendiri , sosok laki-laki itu berdiri menemani Olivia dari tempatnya berdiri. Sejurus kemudian lelaki itu mendekat dan menyentuh kedua pundak Olivia dan berlutut bersama di depan Bunda Maria.
“ Rangga “ Ucap Olivia sedikit terkejut. Namun Rangga masih terdiam dan memjamkan matanya seolah serius berdoa memohon sesuatu di malam natal itu. Oliviapun beranjak dari tempat ia berlutut dan berbalik arah , namun sebuah tangan membuatnya tertahan disana.
“ Ngapain lo disini ? tanya Rangga yang sudah berdiri sejajar dengan Olivia.
“ Gue Cuma ada beberapa pertanyaan aja buat Tuhan ,” Ucap Olivia membuat Rangga menautkan kedua alisnya tak mengerti.
“ Hm ? Pertanyaan ? bukannya setiap malam natal semua orang ngajuin permintaan ? Kenapa lo malah pertanyaan ?” Pertanyaannya mulai memburu Olivia.
“ Emang lo ngajuin permintaan apa tadi ?” tanya Olivia mengalihkan pembicaraan.
“ Gue minta kado natal yang beda lah dari tahun-tahun kemaren ,” jawabnya antusias. “ Lo emang ngajuin pertanyaan apa aja sama Tuhan ?” tanyanya kembali membuat Olivia mau tak mau membuka mulutnya.
“ Kenapa Tuhan ngasih gue kado natal ?” jawab Olivia dengan tatapan kosong.
“ Loh? Bukannya setiap orang itu pengen kado natal ? Nah ini lo malah nolak,” respon Rangga.
“ Kalo kado natalnya perceraian orang tua kita ? Lebih baik gue gak dapet kado natal dong ,” ucap Olivia parau. Butiran bening itu kembali menetes setiap kali ia membahas soal itu. Ranggapun tak member reson apapun. Ia hanya menarik Olivia ke dalam dekapannya berusaha membuat Olivia senyaman mungkin dan meredam kesedihannya di malam yang seharusnya menjadi malam kebahagiaan.
Lo bakal dapat kado natal yang paling gak bakal lo lupain “ ucap Rangga menarik tangan Olivia keluar dari gereja itu. Dua insan itu mengendarai sepeda menembus dinginnya malam itu.
“ Kita mau kemana Rang ? tanya Olivia yang berdiri di atas injakan sepeda yan mengapit roda belakang sepeda gunung itu.
“ Ngambil kado natal “ ucap Rangga tersenyum.
Cukup melewati beberapa komplek dan toko-toko emperan yang lumayan jauh dari daerah komplek. Ranggapun menghentikan sepedanya dan membawa Olivia masuk ke sebuah panti. Suasana yang hangat dan jarang Olivia temukan di rumah sekarang benar-benar ia dapatkan disana. Rangga membawa Olivia ke dalam suasana natal yang sesungguhnya Oliv butuhkan. Kehangatan keluarga..
Pandangan gue ke elo berubah 360 derajat “ ucap Olivia di halaman belakang panti.
“ Jangan nilai buku dari sampulnya ,” ucap Rangga menyunggingkan senyumnya , membuat secercah rasa itu muncul kembali.
“ Gue suka elo apa adanya elo !” kata-kata itu meluncur mulus begitu saja dari bibir Olivia membuat Rangga sedikit tersontak mendengarnya. Namun alibi seorang rangga selalu ada saja.
“ Resiko orang manis ya kayak gue “respon Rangga.
“ Maka dari itu gue sadar gue Cuma bisa suka sm elo ,gak mungkin lebih “ ucap Olivia polosnya.
“ Oh , Ini kan malem Natal. Tadi Santa Calus nitip kado buat elo Liv !” Sahut Rangga membuat Olivia menoleh ke arah Rangga dan matanya sedikit menjelajah mencari kado yang Rangga maksud.
“ Kado apa’an ? Gue enggak liat lo bawa kado tuh “ ucap Olivia membuat Rangga tersenyum manisnya.
“ Nah di depan lo ini apa-an ?” ucap Rangga dengan wajah tanpa dosa.
“ Maksudnya ?” ucap Oliv heran.
“ Ya gue ini kado natalnya. Lo mau gak nerima gue ?” tanya Rangga to the point.
“ Nerima lo sebage apaan ?” Ucap Oliv yang semakin bingung.
“ Aduh lo tuh lola banget sih. Sebage kado natal lo lah !” ucap Rangga mulai gemas. Oliviapun terdiam sejenak meikirkan kata-kata Rangga. Beberapa detik kemudian sinyal terang membuatnya mengerti apa yang Rangga katakan.
“ Oh jadi elo nembak gue ?” tanya Oliv dengan bangganya.
“ Jadi kemana aja lo daritadi Oliv … “ ucap Rangga mencubit pipi Oliv.
“ Yah sorry. Oke gue mau kok nerima kado ini dengan senang hati ,” ucap Oliv diringi senyumannya yang mengembang. .
Tak ada kesedihan yang sesungguhnya di malam Natal. Karena Tuhan takkan membiarkan umatnya bersedih , karena Tuhan selalu menyayangi kita yang belajar memahami orang yang kita sayangi …
----
@ Natal Ketiga
Semua yang kita alami bukanlah sebuah kebetulan , karena semuanya sudah digariskan Tuhan. Tak selamanya kita selalu mengecup kebahagiaan , karena kita juga harus mencicipi pahitnya kesedihan . . Tetaplah meraih apa yang menjadi tujuan awalmu , dan berjanjilah kau akan terus bangkit tak perduli seberapa sering kau terjatuh ,, ingatlah Tuhan selalu berada bersama kita karena ia takkan pernah meninggalkan kita . Hanya kitalah yang meninggalkannya ..
Natal Ketiga adalah tahun kelulusan Olivia. Dimana ia sudah menanggalkan seragam putih abu-abu nya. Menggantinya dengan sosok dewasa yang menyandang gelar anak kuliahan. Selangkah lagi ia akan benar-benar mewujudkan cita-citanya sebagai seorang dokter umum.
----
Rangga dan Olivia melangkahkan kakinya di lantai Universitas kedokteran yang mereka tuju. Hari itu adalah hari mereka mengikuti ujian untuk masuk dan terdaftar sebagai murid Fakultas Kedokteran UI. Mereka berada di ruangan yang terpisah namun masih bersebelahan. Keadaan hening selama ujian berlangsung , kedua anak manusia itu berusaha semampunya untuk melewati ujian yang membuat kepala pening itu. Jam demi jam berlalu merekapun meninggalkan ruangan itu dan saling menarik nafas yang dalam. Sejurus kemudian senyum mereka mengembang.
“ Gimana Liv “ tanya Rangga
“ Yagitudeh “ jawab Oliv sedikit tak bersemangat
“ Semangat dong , Gue yakin kita pasti ketrima “ semngat Rangga.
“ Iya-Iya bawel ! “ Ucap Oliv.
---
Liburan natal kali ini Bunda memutuskan untuk mengajak ayah merayakan natal bersama di rumah Olivia. Namun Olivia memutuskan untuk menginap di rumah Rangga. Bagi Oliv biarkanlah itu menjadi urusan mereka berdua.
Olivia menginap di rumah Rangga selama liburan ini , selama itu ia tinggal di kamar Rangga. Kalau Rangga bisa tidur sekamar dengan Oscar. Olivia sedikit melihat barang-barang yang tertata rapi di meja belajar Rangga. Matanya menjelajah setiap barang yang ada disana. Ia tersenyum saat melihat bingkai foto yang berisi dirinya , Olivia dan Oscar tersenyum saat Natal tahun lalu. Ia mengusap pelan pigura itu , dan segera beralih ke tempat tidur , namun ia menjatuhkan sebuah kotak. Bukan kotak tapi itu sperti buku catatan. Olivia memungutnya meletakkannya di pangkuannya. Ingin rasanya ia membukanya dan mengetahui isinya namun sepertinya itu sangat tidak sopan. Ia merngurungkan niatnya dan lebih meilih menyimpannya.
---
Terik mentari menyelinap masuk , membuat Olivia terbangun dari tidurnya yang pulas. Ia sedikit menguap dan mengejang , meregangkan otot-otonya. Iapun bergerak menuju ruang tamu. Samar-samar ia mendengar suara reporter yang membawakan sebuah acara TV.
Ditemukan seorang wanita pingsan karena dianiaya oleh mantan suaminya. Di duga sebelum kejadian itu mereka terlibat adu mulut sehingga menimbulkan pertengkaran hebat. Selebihnya polisi masih membawa tersangka dan sejumlah saksi untuk dimintai keterangan.
Oloviapun terkejut dan membesarkan volume nya namun sial beritanya sudah selesai. Iapun memindahnya ke Channel lain namun Rangga merebutnya. Seolah tak ingin Olivia mengetahui berita itu. Namun Olivia terlanjur emosi. Ia merebut remotnya dan berhasil mendapat Channelnya. Ia dapat melihat dengan jelas bahwa itu rumahnya dan pastinya itu Bunda nya. I a bergegas menjauh dari ruang tamu diikuti dengan Rangga.
---
Seminggu sudah kejadian pahit itu berlalu. Namun masih saja menorehkan bekas luka yang tak dapat dihilangkan dalam hati Olivia. Beruntung dirinya memiliki Rangga yang selalu menemaninya , memberinya semangat di saat keterpurukan melandanya. Hari itu adalah hari pengumuman dimana diterima atau tidaknya Rangga dan Olivia di Fak Kedokteran.
Bagai jatuh tertimpa tangga “ itulah peribahasa yang tepat untuk Oliv. Oliv belum diterima di Fakultas itu , hanya Rangga yang diterima. Ranggapun hanya bisa menggenggam tangan Oliv berusaha memberikan separuh kekuatannya untuk gadis yang dicintainya itu.
“ Tuhan pasti punya rencana lain ,” sahut Bunda Oliv.
Olivpun hanya berusaha dewasa dan bangkit dari keterpurukan ini..
“ Masih ada tahun depan Liv ,” ucap Rangga berusaha menyemangati Oliv.
“ Selamat ya Rangg , lo gak boleh sia-sia in kesempatan lo ini ,” uacp Oliv bijaksana.
“ Tuhan bakal kasih yang terbaik buat lo ,” ucap Rangga memeluk tubuh rapuh Oliv.
-----
@ Natal ke-empat
Saat kita berusaha untuk bangkit , bukan hanya sekali atau dua kali bahkan akan lebih dari itu kita harus tetap berusaha. Tak perduli cobaan Tuhan seberat apa , atau seberuntun apa kita harus percaya bahwa Tuhan tak akan memberi cobaan yang melebihi batas kemampuan kita. Ingatlah roda kehidupan itu terus berputar. Tuhan akan menyimpan sebuah kebahagiaan di balik cobaannya . .
1 Tahun yang cukup berat dan berarti bagi Oliv. Oliv mulai mengerti kenapa Tuhan memberinya cobaan seperti itu. Agar Oliv tahu manis pahitnya kehidupan agar Oliv lebih mengahrgai kehidupan. Natal tahun ini mungkin akan sepi karena Rangga tak akan menemani Oliv. Ia harus menruskan kuliahnya di luar negeri seperti dalam novel-novel. Ia mendapat beasiswa atas prestasinya. Mungkin sebentar lagi dia akan menyandang gelar Dokter Muda. Beda dengan Oliv yang baru tahun ini harus mengulang ujiannya dan baru menitih impiannya.
----
Namun suasana yang sedikit berbeda , Oliv kembali menginjakkan kakinya di kampus yang setahun lalu belum bisa ia raih. Meskipun kali ini bukan Rangga yang menemaninya , tapi ada seorang Bunda yang menemani Oliv untuk menempuh ujian. Bunda Oliv hanya bisa mendoakan putri semata wayangnya itu agar bisa mencapai cita-ciatanya yang tertunda setahun lalu. Olivpun memasuki ruang ujian dengan tenang , sebelum hari H itu Oliv sudah berusaha mempersiapkannya sematng mungkin. Tak lepas dari dukungan Rangga pula , meskipun hanya sebatas via telfon ataupun sms.
----
Minggu demi minggupun berlalu sampai akhirnya tiba saatnya pengumuman. Olivpun harap harap cemas. Ia ragu bisa diterima atau tidak. Namun Oliviapun harus menerima apapun hasilnya. Detik-demi detik terasa sangat lambat baginya , sampai akhirnya senyumannya yang lepas itu mengembang manis di wajahnya. Akhirnya perjuangannya selama ini tak sia-sia. Dia mulai percaya Tuhan itu memang adil. Olivia lulus ujian. Orang yang pertama ia ingin kabari adalah Rangga , karena selam ini ialah yang selalu menyemnagatinya. Namun senyum manis itu mulai memudar saat Olivia tak kunjung mendapat jawaban atas telfonnya. Ia mencoba mengirim sebuah pesan singkat kepada Rangga namun juga tak ada satupun balasan darinya.
----
Beberapa bulan terakhir Olivia sudah berusaha untuk berkomunikasi atau sekedar mengetahui kabar Rangga namun tetap saja hasilnya Nihil. Ia mulai khawatir pada keadaan Rangga. Berbagai pikiran negative bermunculan dalam benaknya. Apa Rangga lupa ? Apa rangga udah nemuin penggantinya ? Atau … Semakin Oliv meikirkannya semakin ia merasa gelisah. Olivpun berusaha mengusir pikiran negative itu. Ia menuju computer lamanya yang terpajang di sudut kamarnya. Ia mulai mengerjakan proposal yang harus ia buat. Tak lama ia mulai jenuh , dan ia membuka emailnya untuk sekedar mencari hiburan semata. Namun betapa terkejutnya ia , saat ia mendapati sebuah email dari Rangga. Iapun segera membukanya.
== Ternyata Rangga gak lupa dia memang lagi fokus sama kuliahnya “ gumam Olivia senang.
==Dia ngajak gue ketemuan dipanti waktu itu “ ucap Olivia lagi saat membaca email dari Rangga.
Saat akan menutup emailnya Olivia mengurungkannya saat ia meliat sebuah notes yang ia lampirkan dalam emailnya.
Lo wajib baca diary gue sebelum lo ketemu gue. Gue tahu waktu itu lo udah mau baca diary gue tapi lo urungin kan ? Pasti lo penasaran sama isinya kan ? Sekarang lo boleh baca apa yang ada di dalemnya ? Tapi gue harep lo gak nyesel atopun sedih. Keep Smile for me .
El Rangga
-----
Olivpun beranjak dari meja belajarnya menuju lemarinya. Ia membongkar semua isi lemarinya demi menemukan sebuah diary yang ia simpan beberapa tahun lalu …
Ia menemukan Diary itu , sebersit perasaan tak nyaman singgah di benaknya. Namun ia urungkan niatnya , ia mengambil sweaternya dan mencegah taksi malam itu juga. Ia mulai membaca kata demi kata yang terangkai dalam kertas ynag sudah usang itu.
25 Desember 2006
Gak gue sangka natal kali ini gue nemuin sesuatu yang beda. Cewe blasteran jepang-swis ? Hehe aneh kan ? Tapi tuh cewek unik , manis, polos. Yang paling penting dia ramah banget sama anak kecil. Dia bikin hidup gue lebih berwarna.
25 Desember 2007
Merry Christmasts and Happy New Year.
Terima kasih buat Tuhan Jesus dan Bunda Maria yang telah ngasih gue kado natal terindah di tengah-tengah keterpurukan gue buat sembuh. Dia udah jadi malaikat gue Olivia Hanindya Naoki Smith. Cewek yang gue suka , sayang , cinta sampai akhir hidup gue nanti. Lo pasti bingung kan kenapa gue bilang di tengah-tengah keterpurukan gue buat sembuh ? Lo bakal tau ntar. Yang perlu lo tau gue cinta sama lo , Olivia.
25 Desember 2008
Merry Christmasts and Happy New Year
Ini tahun natal ke-3 bareng Olivia. Doa gue , semoga gue bisa ngelwatin tahun tahun berikutnya bareng dia lagi. Meskipun itu semua mustahil. Kenapa ? Lo pasti bingung lagi. Oke gue jelasin yah..
Gue gak berharap , sama sekali gak mengharapkan semua ini. Terlalu sinetron buat gue. Lo tau kenapa gue pengen jadi dokter ? Itu karena gue pengen bisa nyembuhin kanker. Karena gue gak mau kehilangan orang yang gue sayangi. Oscar , dia udah kena leukemia. Sekecil itu dia harus nanggung penderitaan yang segitu beratnya. Daristu gue lebih ngehargain kehidupan , Darisitu gue bertekad untuk gak akan pernah menyerah dan berhenti.. Gue pengen jadi dokter. Dan semua itu terwujud.
25 Desember 2009
Merry Christmasts and Happy New Year
Maaf tahun ini gue gak bisa nemenin Oliv. Maaf tahun ini gue nggak bisa ngejagain lo ,
Tahun ini gue ngerasa gak berguna banget ,, gue masih belum bisa jadi dokter yang baik. Resikonya gue harus kehilangan adek gue. Dia harus ninggalin gue. Gue mencoba lebih dewasa dan bersabar njalanin hidup gue. Tapi Tuhan lagi-lagi ngasih gue cobaan , orangtua gue meninggal dalam kecelakaan pesawat. Gue terlalu emosi dan larut dalam kesedihan gue. Gue terlalu membenci tuhan saat itu. Gue nggak bisa ngejaga siapapun dalam hidup gue , Satu-satunya harapan gue itu elo Liv , tapi gue juga gak mungkin buat ngejaga lo. Karena sebenernya buat negjaga diri gue sendiri aja gue gak bisa.
Tahun ini gue bukan bener-bener kuliah , tapi gue berusaha buat sembuh. Gue juga menderita penyakit yang sama kaya Oscar. Leukimia , stadium 3. Gue berusahabuat nyembunyiin semuanya dari lo , karena gue Cuma mau liat lo senyum , gak ada kesedihan , gak ada air mata. Karena itu Cuma bikin gue tambah rapuh. Maafin gue , bukan mau gue buat lo gini. Tapi keadaan fisik gue gak memungkinkan buat terus bareng lo saat natal. Ada saatnya kita berusaha dan menerima apa yang digariskan tuhan. Dan menurut gue , gue udah cukup. Dan sekarang giliran lo , Lo harus berhasil nemuin cara buat ngelawan penyakit itu. KARENA GUE TAU LO BISA.
Gue bakal tetep jaga lo di hati gue. Olivia.
Oliviapun menutup lembaran terakhir buku itu , wajahnya benar-benar basaha oleh tangisan yang tak henti-hentinya ia teteskan. Kemana saja ia selama ini sampai-sampai ia tak tahu kalu Rangga sakit. Kemana dia saat Rangga membutuhkannya. Pikiran Olivia penuh dengan kekacauan , dadanya terlalu sesak dipenuhi penyesalan yang membabi buta. Sejurus kemudian ia sampai dan berlari ke dalam panti , ia berusaha mencari sosok yang ia rindukan selama ini. Pandangannya terhenti saat ia menangkap sosok yang sedang terduduk di ayunan yang mengayun pelan di taman itu. Olivia berusaha menahan tangisnya , ia berjalan dan mendekap sosok rapuh itu dari belakang.
“ Olivia “ ucapnya lemah.
“ Rangga ,” ucap Olivia menahan kuat tangisannya , suaranya bergetar hebat.
“ Merry Christmasts “ ucapnya seolah tak terjadi apa-apa.
“ Kenapa lo gak pernah cerita Rangga , Kenapa lo siksa gue dengan cara kayak gni ?” ucap Olivia , tangisannya pecah.
“ Lo udah baca “ ucap Rangga tersenyum pahit.
“ Lo harus sembuh , lo harus sembuh. Gue yakin lo bisa “ ucap Olivia.
“ Tapi ini udah batas perjuangan gue liv. “ ucap Rangga.
“ Enggak Rangga , lo belom selese , lo masih bisa. Please ,” ucap Olivia makin terbata-bata karena tangisannya. Ranggapun hanya bisa terdiam dan menyandarkan Olivia ke pundaknya.
---- ( Natal pertama tanpa dia ) 25 Desember 2010
Olivia diam tak bergeming menatap gundukan tanah di depannya. Benar-benar bukan hari yang ia inginkan , bukanlah akhir yang ia minta. Bukan seperti ini. Kenapa Tuhan merenggut satu-satunya sumber kebahagiaan yang ia punya. Olivia benar-benar tak habis fikir , ia hanya bisa menangis ditemani hujan yang mulai membasahi pemakaman sore itu. Pikirannya melayang jauh sebelum Rangga benar-benar meninggalkannya.
“ Lo janji satu hal sama gue “ pintanya.
“ Apa , gue bakal penuhin itu “ ucap Olivia parau.
“ Lo harus kejar cita-cita lo. Lo harus selametin orang-orang yang sakit macem gue. Gue tau lo pasti bisa “ucap Rangga.
“ Ya , Rangg. Buat Lo “ ucap Olivia menggenggam tangan Rangga. Rangga hanya tersenyum tipis.
“ Tapi lo juga janji satu hal “ pinta Olivia.
“ Lo harus sembuh “ Ucap Olivia.
“ Gue gak bisa. Udah waktunya Liv. Gue Cuma janji satu hal. Lo bakalan selalu disini. Takkan terganti ,” ucap Rangga meletakkan tangan Oliv di dadanya tepat di hatinya. Bersamaan dengan senyum di bibirnya yang pucat. Itulah kata-kata terakhir yang ia ucapkan , dia sudah menutup matanya mengakhiri semuanya dan takkan meungkin kembali.
---
Gue bakal tepatin janji gue. Buat lo , buat Oscar.” Ucap Olivia tersenyum getir.
-----
@ Natal Kedua ( Tanpa dia ) 25 Desember 2011
Tahun dimana impiannya terwujud. Olivia sudah menyandang gelar dokter umum. Dan ia berhasil menyelematkan beberapa pasien leukemia. Karena kegigihannya , usahanya , keteguhannya. Tak hanya berhasil membuat orang lain sembuh , tapi Olivia juga memenuhi janjinya pada Rangga dan Oscar. Diapun juga memiliki keluarga yang utuh saat ia mau menerima kembali seorang ayah yang ingin meperbaiki kesalahnannya. Olivia mampu menjadi dewasa , mampu memaafkan dan menerima seseorang yang telah bersalah padanya. Tak ada kesedihann yang sesungguhnya di malam natal yang penuh dengan kebahagiaan dan kehangatan.
Tak selamanya sebuah cerita sad ending akan berakhir dengan penuh kesedihan. KARENA semua hanya terfokus dengan kesedihan yang dituangkan dalam cerita itu . Sesungguhnya kebahagiaan itu akan datang menyelinap diantara kesedihan itu . . Ingatlah seberapa sering kamu terjatuh dalam keterpurukan janganlah kamu mencoba untuk berhenti. Hanya orang yang bodoh , dan mudah berputus asa yang memiliki fikiran seperti itu. Kita harus tetap bangkit mengejar impian kita. Karena Tuhan takkan membiarkan kita jatuh dalm keterpurukkan …
Merry Christmasts and Happy New Year J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar